Kamis, 22 Maret 2012

sejarah peradaban islam zaman pertengahan dan modern hingga berakhirnya sistem khilafah

 
 Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
A. Kesultanan Usmani
Dinasti Usmani didirikan oleh Usman, putra Artogol dan Kabilah Oqhuz di daerah Mongol. Dibawah kepemimpinannya, wilayah kesultanan Usmani semakin luas dengan menaklukan wilayah Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M).Sedangkan pada tahun 1453 M dapat mengalahkan Byzantium dan Konstantinopel di bawah pimpinan Muhammad Al-Fatih. Beberapa kemajuan pada masa Kerajaan Usmani, Yaitu :
1.      Pemerintahan dan Militer
Sistem pemerintahan telah berjalan dengan baik, dan kekuasaan militernya pun handal. Pada masa ini muncul kelompok elite militer yaitu Jannisary atau Inkrisyariyah yang merupakan kekuatan penghancur dan penakluk negeri-negeri non muslim.
2.      Pengetahuan dan Budaya
Akulturasi budaya dari berbagai Negara, diantaranya Kebudayaan Persia, Byzantium dan Arab. Sedangkan ilmu pengetahuan yang menonjol adalah bidang arsitektur dan hiasan kaligrafi.

3.      Agama
Kesadaran agama pada masa Kerajaan Usmani sangatlah kuat. Pada masa ini muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi dan Maulawiyah.
Berikut ini nama–nama 38 penguasa Kesultanan Usmani. Yaitu :

Periode Pertama
1)        Usman I                                                                    1299-1324
2)        Orkhan bin Usman                                                  1324-1359
3)        Murad bin Orkhan                                                  1359-1389
4)        Bayazid I bin Murad I                                             1389-1402
Periode Kedua
5)        Muhammad I bin bayazid I                         1402-1421
6)        Murad II bin Muhammad I                         1421-1451
7)        Muhammad II al-Fatih bin Murad I            1451-1481
8)        Bayazid II bin Muhammad II                      1481-1512
9)        Salim I bin Bayazid II                                 1512-1520
10)   Sulaiman al-Qununi bin Salim I                      1520-1566

Periode Ketiga
11)   Salmi II bin Sulaiman I                                  1566-1574
12)   Murad II bin Salim II                                    1574-1595
13)   Muhammad II bin Murad III                         1595-1603
14)   Ahmad I bin Muhammad III                          1603-1617
15)   Mustafa I bin Muhammad III                         1617-1618
16)   Usman II bin Ahmad I                                   1618-1622
17)   Mustafa I untuk yang ke-2                            1622-1623
18)   Murad IV bin Ahmad I                                 1623-1640
19)   Ibrahin bin Ahmad I                                      1640-1648
20)   Muhammad IV bin Ibrahin                            1648-1687
21)   Sulaiman II                                                   1687-1691
22)   Ahmad II bin Ibrahim                                    1691-1695
23)   Mustafa II bin Muhammad IV                       1695-1703

Periode Keempat
24)   Ahmad III bin Muhammad IV                       1703-1730
25)   Mahmud I bin Mustafa II                              1730-1754
26)   Usman III bin Mustafa II                               1754-1757
27)   Mustafa II bin Ahmad III                              1757-1774
28)   Abdul Hamid I bin Ahmad III                        1774-1789
29)   Salim III bin Mustafa III                                1789-1807
30)   Mustafa IV bin Abdul Hamid I                      1807-1808
31)   Mahmud II bin Abdul Hamid I                      1808-1839

Periode Kelima
32)   Abdul Majid bin Mahmud II                          1839-1861
33)   Abdul Aziz bin Mahmud II                            1861-1876
34)   Murad V bin Abdul Majid                             1876
35)   Abdul Hamid III bin Abdul Majid                  1876-1909
36)   Muh. V Rasyad bin Abdul Majid                   1909-1918
37)   Muh. Wahiduddin bin Abdul Majid               1918-1922
38)   Abdul Majid II sebagai khalifah                     1922-1924

Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran yang disebabkan oleh berbagai problema sebagai berikut:
a. Penduduknya sangat heterogen
b. Tidak dapat menguasai wilayah yang luas
c. Kepemimpinannya lemah

d. Terjadinya dekadensi moral
e. Krisis ekonomi dan
f. Ilmu dan tekhnologi stagnan.

B. Kerajaan Safawi di persia
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail pada tahun 907 H/1500M. Syah Ismail berhasil menaklukan Irak, Turki, dan Baghdad. Ekspansi Syah Ismail didukung oleh pasukan Qizilbasi.
Pada masa Ismail (250-1524 M)  mengukuhkan dirinya sebagai raja (syah), ia pun memproklamasikan Syiah Isra Asyariyah (dua belas) sebagai agama Negara. Namun, Persia sebelumnya berada di bawah kekuasaan Suni, Sehingga Syah Ismail harus mendatangkan Ulama Syiah dari wilayah lain yang kuat tradisi syiah nya seperti Irak, Bahrein, dan Libanon untuk mencapain tujuan yang dicita-citakannya ini.
Puncak keemasan Kerajaan Safawi terjadi pada masa kepemimpinan Syah Abbas (1588-1629 M)Syah Abbas berhasil memperluas wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, Kepulauan Harmuz, dan pelabuhan Bandar Abbas. Beberapa kemajuan pada masa Kerajaan Safawi, yaitu :
1. Pemerintahan dan Politik
Struktur Organisasi pemerintahan Kerajaan Safawi secara administratif terbagi menjadi dua, yaitu horizontal dan vertikal. Secara horizontal berdasarkan kesukuan, sedangkan secara vertikal berdasarkan keistanaan (dargah) dan sekretariat Negara (divan atau mamalik)
2. Ekonomi
Adanya pelabuhan Bandar Abbas, pelabuhan menjadi ramai, sehingga Perdagangan semakin maju. Selain itu, juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
3. Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Syah Abbas I mendirikan lembaga Pendidikan syiah, yaitu untuk lebih memantapkan aliran Syiah yang diyakininya. Pada zaman ini muncul beberapa ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan, diantaranya Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’I. Muhamad Baqir Astarabadi, Sadrudin Muhammad bin Ibrahim Syiraji, dan Muhammad Baqir Majlisi.
Sedangkan dibidang budaya banyak dibangun gedung-gedung yang megah dan indah, baik itu kantor, masjid, rumah sakit maupun jembatan raksasa. Dalam bidang seni banyak sekali menghasilkan kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran penyebabnya adalah antara lain:
a. Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan
b. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan
c. Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa pratirotik

C. Kerajaan Mogul/ Mughal di India
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Ia berkuasa selama 30 tahun. Setelah wafat digantikan oleh anaknya Humayun, dan ia berkuasa selama 9 tahun. Kemudian Humayun digantikan oleh anaknya yaitu Akbar. Akbar memperluas ekspansi dengan menguasai daerah Chundar, Ghond, Ovisa, dan Asingah. Beberapa kemajuan pada masa Kerajan Mogul, yaitu :
1. Politik dan Ekonomi
Stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yag stabil, membuat laju perekonomian dan pertanian pun maju. Contohnya biji-bijian dan sayuran serta hasil kerajinan pengolohan kain untuk pakaian maupun gordyn.
2. Seni dan Budaya
Dalam bidang kesenian yang paling menonjol adalah sastra gubahan penyair Istana, yaitu Malik Muhammad Jayadi dengan karyanya yang berjudul “padyamat”. Demikian juga pembangunan masjid indah dan megah seperti Taj Mahal.
Berikut ini daftar nama-nama para raja yang berjasa di keraajaan Mogul-India :
1)            1526-1530             Zahiruddin Muhammad Babur
2)            1530-1556             Humayun
3)            1605-1627             Akbar Syah
4)            1627-1658             Jahangir
5)            1658-1707             Syeh Jehan
6)            1707-1712             Aurangzeb (Alamgir)
7)            1712-1713             Bahadur Syah I
8)            1713-1719             Jihandar Syah
9)            1719-1748             Farruk Siyar
10)          1748-1754             Muhammad
11)          1754-1759             Ahmad
12)          1759-1806             Alam II
13)          1806-1837             Akbar II
14)          1837-1857             Bahdur Syah II
 
ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a)      Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.

b)      Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.

c)      Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yangmenyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran Syikh, Syi’ahdan sunni.

d)       Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan

D.    Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam di   Indonesia
Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.
1.      Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab. Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
2.      Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
3.      Pengaruh dalam Bidang Politik
Pengaruh inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore
4.      Pengaruh di bidang ekonomi
Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang.
II.           Sejarah Perkembangan Islam Pada zaman modern.

Pada zaman modern itu memang muncul dan dimulai di Eropa barat laut, yakni Inggris dan Prancis. Eropa barat laut, bahkan seluruh eropa, adalah daerah pinggiran. Maka timbul persepsi bahwa daerah pinggiran tidak semestinya menjadi tempat lahirnya suatu terobosan sejarah yang begitu dasyat seperti zaman modern ini. Zaman modern itu tidak muncul dari eropa barat alut, tentu akan muncul dalam waktunya yang tepat, entah di negeri China ( karena industrialismenya) atau di dunia islam (karena etos intelektualnya). Dan dari dua kemungkinan itu, dunia islam memiliki peluang lebih besar, sebab etos intelektual atau keilmuan adalah dasar dari pengembangan peradaban modern ini.

Agama islam berkepentingan untuk memacu pembaruan, peningkatan dan pengembangan kehidupan. ia berkepentingan mendorong seluruh potensi manusia agar dapat berkreasi, agar membesar dan meningkat. Islam bukan hanya sebagai ritus-ritus yang haruskan dilaksanakan, bukan hanya da’wah akhlak,bukan hanya sebagai suatu sistem pemerintahan, sistem perekonomian atau sistem hubungan internalsional. islam merupakan gerakan inopatif dan kreatif. Untuk mewujudkan sebuah kehidupan yang belum pernah ada sebelumnya dan belum pernah diatur oleh perundang-undang yan dibuat orang pada zaman sebelum maupun sesudah datangnya islam. Daya inopasi dan kreasi yang dibawa oleh islam itu ditunjukan kepada setiap hati atau kalbu, dan kalbu selanjutnya mengejawatahkannya dalam kenyataan.

Dalam memahami kedudukan dan fungsi ilmu pengetahuan dan informasi-informasi ilmiah (terutama di zaman sekarang yang sering disebut era informasi), pengertian Qur’ani tentang “ayat” itu perlu dipahami dengan baik dan direnungkan secara mendalam. tetapi dalam telaah lebih lanjut, perkataan “ayat” juga mengandung makna “sumber pelajaran” atau” sumber mencari dan menemukan kebenaran”, seperti perkataan itu digunakan dalam rangkaian frase “ayat al-qur’an”.
Gerakan kebangkitan yang dipelopori al-jabarti di atas terputus beberapa tahun ketika terjadi


penduduk Napoleon dari prancis atas mesir (1798-1802 M). Namun pendudukan itu sendiri memberikan saham yang tidak dapat dikatakan kecil bagi kebangkitan mesir pada masa selanjutnya, termasuk dalam bidang sejarah. Setelah prancis meninggalkan mesir, penguasa baru mesir Muhammad Ali Pasya bertekad untuk memulai pembangunan mesir dengan meniru barat. Sekolah-sekolah baru dibuka dan para mahasiswa dikrim ke eropa. Pada masa ini gerakan penulisan sejarah yang dipelopori al-jabarti disusul oleh Isma’il al-Kasyasyaf dan al-athathar yang mulai mendapat pengikut di al-azhar juga terhenti sebagaimana pada masapendudukan napoleon tersebut. Di awal paroan kedua abad ke-19, muncul dua kelompok yang menjadi pelopor kedua setelah al-jabarti dalam kebangkitan penulisan sejarah.

III.      Sejarah Perkembangan Islam Pada zaman khilafah sampai berakhirnya system khilafah.

Dengan wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 623 M, umat Islam segera membaiat Abu Bakar ra sebagai pengganti beliau. Istilah pengganti ini dalam bahasa Arab adalah khalifah. Lengkapnya, khalifatu rasulillah atau pengganti Rasulullah. Maksudnya bukan menggantikan posisi kenabian Muhammad SAW, melainkan posisi beliau SAW sebagai pemimpin tertinggi umat Islam. Sebab nabi kita itu selain sebagi nabi, juga berperan sebagai pemimpin tertinggi umat Islam.
Selain itu, ada juga sebutan lain buat posisi tertinggi umat Islam sedunia, yaitu istilah Amirul Mukminin. Artinya adalah pemimpin umat Islam.

1. Khilafah Rasyidah

Khilafah Rasidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah SAW. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:

• Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
• 'Umar bin Khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
• 'Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
• 'Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M) dan
• Al-Hasan bin 'Ali ra (tahun 40 H/661 M)

Masa berlakunya selama kurang lebih 30 tahun. Disebut juga sebagai khilafah rasyidah karena posisi mereka sebagai shahabat nabi yang mendapat petunjuk. Dan memang ada pesan dari nabi untuk mentaati para khalifah rasyidah ini.

2. Khilafah Bani Umayyah

Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

• Mu'awiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
• Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)

• Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M)
• Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
• Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685-705 M)
• Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
• Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
• 'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
• Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M)
• Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
• Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
• Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
• Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
• Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)

Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.

3. Khilfah Bani Abbasiyah

Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani 'Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-'Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil 'Ala al-Allah.
Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
• Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
• Abu Ja'far al-Manshur (tahun 137-159 H/754-775 M)
• Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
• Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
• Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
• Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
• Al-Ma'mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
• Al-Mu'tashim Billah (tahun 618-228 H/833-842M)
• Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
• Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
• Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
• Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
• Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
• Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
• Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
• Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
• Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
• Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
• Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
• Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
• Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
• Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
• Al-Tha`i' Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
• Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
• Al-Qa`im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
• Al-Mu'tadi Bi Amrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
• Al-Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
• Al-Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
• Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
• Al-Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160 M)
• Al-Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
• Al-Mustadli`u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
• Al-Naashir Lidinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
• Al-Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
• Al-Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
• Al-Musta'shim Billah (tahun 640-656 H/1242-1258 M)
• Al-Mustanshir Billah II (tahun 660-661 H/1261-1262 M)
• Al-Haakim Biamrillah I (tahun 661-701 H/1262-1302 M)
• Al-Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
• Al-Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1343 M)
• Al-Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
• Al-Mu'tadlid Billah I (753-763 H/1354-1364 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah I (th. 763-785 H/1364-1386 M)
• Al-Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
• Al-Musta'shim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah II (th. 791-808 H/1392-1409 M)
• Al-Musta'in Billah (tahun 808-815 H/1409-1416 M)
• Al-Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416- 1446 M)
• Al-Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
• Al-Qa`im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
• Al-Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah III (th 884-893 H/1485-1494 M)
• Al-Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
• Al-Mutawakil 'Ala al-Allah IV (th 914-918 H/1515-1517 M)

Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar (Mongol), sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktnya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.

4. Khilafah Bani Utsmaniyyah

Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:
• Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
• Sulaiman al-Qanuni (tahun 926-974 H/1520-1566 M)
• Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
• Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
• Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
• Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
• Mushthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
• 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
• Mushthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
• Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
• Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
• Muhammad IV (tahun 1058-1099 H/1648-1687 M)
• Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691 M)
• Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
• Mushthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
• Ahmad III (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
• Mahmud I (tahun 1143-1168 H/1730-1754 M)
• 'Utsman III (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
• Musthafa III (tahun 1171-1187 H/1757-1774 M)
• 'Abdul Hamid I (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
• Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
• Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
• Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
• 'Abdul Majid I (tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M)
• 'Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
• Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
• 'Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
• Muhammad Risyad V (tahun 1328-1338 H/1909-1918 M)
• Muhammad Wahiddin (II) (th. 1338-1340 H/1918-1922 M)
• 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M).

Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah 'Abdul Majid II. Semenjak tumbangnya khilafah terakhir ini, berarti umat Islam telah hidup lebih dari selama (2012-1924= 88 tahun) tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.

 
Kesimpulan
ü  Dalam garis besarnya sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode besar:
1. Periode klasik (650-1250 M) yang terdiri dari dua fase :
- Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M)
- Fase disintegrasi (1000-1250 M)
2. Periode pertengahan (1250-1800 M) dibagi ke dalam dua fase :
- Fase kemunduran (1250-1500 M)
- Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M)
3. Periode modern (1800-seterusnya)
Ada periodisasi yang dikemukakan oleh Marshall Hodgson, yang dikutip oleh Syafiq A. Mughni. Ia membagi sejarah Islam ke dalam tiga masa :
1. Klasik (abad ke 7-10)
2. Pertengahan (abad ke 10-15)
3. Modern (abad ke 16-20)

ü  Apa itu system khilafah
  • Khalifah adalah muslim dan memerintah berdasarkan hukum yang di tafsirkan dari Qur’an dan hadits.
  • Penafsiran dilakukan oleh ulama yang dianggap menguasai ilmu agama. Kondisi dan aspirasi rakyat dianggap dapat diwakilkan dengan pertimbangan ulama.
  • Warga non muslim di akomodasi dalam Negara, akan tetapi tidak mempunyai hak untuk dipilih sebagai pimpinan lembaga yang strategis.
  • Khalifah memegang kekuasaan Eksekutif, legislative, dan yudikatif.
  •  Khalifah berkuasa seumur hidup dan tidak ada lembaga yang bias menurunkan khalifah ditengah massa jabatannya.
  •  Tidak ada manusia/lembaga yang bias mengontrol khalifah.
  •   Pendapat atau kepentingan rakyat dan siapapun tidak penting
ü  Kepastian Kembalinya Khilafah
Lepas dari realitas di lapangan yang kurang menggembirakan, di mana umat Islam saat ini menjadi budak barat, kekayaan alam mereka dijarah, ekonomi mereka terpuruk, nilai mata uang mereka sangat rendah, hutang luar negeri merekabertumpuk tak terbayar, pemuda mereka dirusak, wanita mereka menjadi hamba syahwat, bahkan masih ditambah lagi dengan rombongan Islam liberal dan sebagainya, namun masih ada harapan.
Kita masih menemukan satu hadits dari Rasulullah SAW yang cukup melegakan, yaitu kabar gembira dari beliau bahwa suatu saat, khilafah ini akan kembali terbentuk, bahkan dengan kualitasnya yang rasyidah itu.

Sabda Rasulullah saw, "Kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi”.

Namun tentunya khilafah ini tidak akan terbentuk begitu saja, bila hanya dengan doa dan diam saja. Atau hanya dengan bicara dan demonstrasi saja. Setiap umat Islam meski bersinergi untuk saling menguatkan dan saling menyokong semua upaya untuk kembali kepada khilafah Islamiyah.
Sebab setiap elemen umat punya potensi yang mungkin tidak dimiliki oleh saudaranya. Maka seruan untuk kembali kepada khilafah seharusnya bukan sekedar lips service, namun harus diiringi dengan kerja nyata, pembinaan dan pengkaderan 1,5 milyar umat, pendirian lembaga pendidikan dan sekian banyak pos-pos penting umat. Lantas diiringi juga dengan kebesaran hati, keterbukaan sikap serta jiwa kepemimpinan dunia Islam.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar